Langsung ke konten utama

"PENYAKIT YANG DIDERITA IBUKU"

CERPPEN
“PENYAKIT YANG DIDERITA IBUKU DAN PESAN IBU KEPADA ANAK”


Angin aku ingin menceritakan kisah kehidupan keluargaku padamu, tapi aku tidak bisa menceritakannya karena jika aku mencerikannya air mataku jatuh membasahi pipiku. Bagaikan air mata hujan yang jatuh dari langit pada lahan hati yang tandus, gersang, dan kering kerontang. Ia bisa melunakkan hati dan jiwa yang keras membatu hingga perlahan lunak dan menjadi peka terhadap segala pemberian Allah. Memang apa yang dikatakan oleh orang itu benar bahwa air mata kita adalah lebih baik dari  pada menangis diakhirat nanti. Menangislah sebelum datang hari dimana kita akan ditangisi, karena itu pasti terjadi. Dan ingat, sebaik-baiknya air mata adalah air mata  taqwa yang datang dari rasa cinta kita.
 Bukannya aku tidak mau menceritakannya, tapi aku merasa takut kalau kejadian itu terulang lagi. Karena aku tidak mau orang yang aku cinta terbaring sakit. Memang hidup itu tak ada yang sempurna.  Tapi aku merasa sedih kalau membahas kisah masa lalu, karena dimana masa itu aku merasa sangat tak bisa buat apa-apa. kadang kalau aku membagika pengalaman kisah keluargaku aku merasa sakit. Memang benar kata orang berbagi pengalaman itu penting, supaya rasa sakit yang kita miliki berbagi sama sahabat. Supaya orang kita percaya untuk menyimpan rahasia  kita, dia bisa memberi solusi kepada kita bagaimana jalan kelur yang terbaik mengenai masalah yang kita hadapi. Aku merasa hidup ini tak adil. Karena aku melihat orang yang aku cintai terbaring lemah. Mama dan Papa adalah manusia yang paling berharga yang saya miliki. Karena dengan mereka aku bisa ada di dunia ini.
         Kejadian itu terjadi kurang lebih 8 tahun yang lalu, kisah mengenai penyakit yang diderita oleh ibuku tercinta. Penyakit itu membuat mama tidak bisa buat apa-apa, kecuali dia hanya menangis dan, pasrah. Melihat kondisi mama aku merasa bahwa hidup itu tak ada artinya bagi saya. Setiap hari aku melihat mama selalu menangis, mungkin  karena terlalu sakit. Mulai dari itu aku merasa bahwa lebih baik aku tidak mau lanjutkan sekolah lagi, karena percuma aku sekolah, kalau orang yang aku cinta terbaring sakit.
Pada waktu itu aku masih duduk di bangku kelas VI sekolah dasar, pada saat itu ibuku mengalami kelumpuan dan aku tidak bisa berbuat apa selain menangis. Melihat kondisi ibu yang tak kunjung sembuh membuat aku jadi patah semangat untuk pergi ke sekolah, aku ingin berteriak, tapi aku tidak bisa, karena aku merasa bahwa percuma kalau teriak kalau kondisi ibu tetap sama saja, dan tidak mau bersekolah lagi. Tetapi masa depanku masih suram dan belum terlihat arah jalanya mau kemana. Setiap malam aku tidak bisa tidur, karena aku selalu memikirkaan keadaan orang tuaku dan pikir masa depan. Aku berdoa sebelum tidur Ya Tuhan aku mohon padamu tolong sembuhkan ibuku yang tercinta, karena umurku masih kecil, aku tidak bisa hidup mandiri, karena aku selalu bersama ibu dimanapun dia pergi  aku selalu ada bersama mama.
Pristiwa itu membuat aku tak berdaya dan bingung mau melakukan apa, saat itu ayah selalu memberi nasehat dan semangat untukku. Saat itu ibu sempat mengucapkan kata “sayang  jangan memikirkan ibu, ibu kuat menghadapi semua persoalan ini, jika kamu mau memutuskan untuk tidak sekolah! Bagaimana dengan masa depanmu kelak dan juga nasib adik-adikmu?. Ibu tidak meminta banyak darimu tetapi ibu hanya meminta doa darimu untuk kesembuhan ibu, jangan pernah memikirkan uang nak....uang itu bisa dicari tetapi kesempatan untuk mendapatkan pendidikan tidak datang dua kali.
Beberapa tahun kemudian aku sudah duduk di bangku sekolah menengah pertama(SMP) kelas II, dalam hati aku selalu mengingat pesan ibu kalau ternyata kesempatan itu tidak akan datang dua kali. Saat itu mama mulai patah semangat karena penyakit yang dideritanya tak kunjung sembuh. Tepat tanggal 16 Maret 2014 mama memanggilku dan saat itu aku baru pulang sekolah, tak sempat untuk menggantikan pakayan aku bergegas menemui mama “nak jagalah adik-adikmu khususnya  saudara laki-lakimu, ia masih kecil..jangan pernah kamu memukul ataupun membentak mereka dan turuti apa yang diperintah oleh ayahmu, jangan membuat dia kecewa”.
Setelah mendengar kata-kata yang mama ucapkan tadi suara hatiku mengatakan “apakah mama akan pergi meninggalkan kami utnuk selama-lamanya?” ma, kenapa mama ngomong seperti itu.... aku yakin mama pasti sembuh” rasanya aku ingin menangis melihat kondisi mama yang tak kunjung sembuh. “nak tidak ada apa-apa.. mama hanya mau menasehati kamu supaya kamu tidak marah-marah lagi sama adik-adikmu.” Tapi aku tak percaya bahwa mama hanya menasehat saya, mungkin ada maksud lain dari mama. Mama tetap ngotot tidak nak, mama hanya menasehati kamu saja tadi.
Saat itu aku merasa bingung dengan kata-kata yang mama sampaikan kepadaku, setiap kali  aku menanyakan maksud dari kata-kata yang mama sampaikan selalu saja jawabannya  “nak tidak ada apa-apa”. Tiba lah waktunya untuk belajar, sebelum itu aku memberitahu mama dulu.. “ma, aku pergi belajar dulu yah...sebentar lagi ujian MID semester!”. Malam itu alam tak bersahabat padaku.. saat aku asyik belajar keributan mulai muncul satu persatu sehingga kegiatan belajarku malam itu tidak nyaman, yah....keributan itu berasal dari langit yang tak mau bersahabat denganku... dasar hujan! Kenapa harus malam ini turunnya...kenapa bukan besok... aku benci kamu hujan.
Malam itu aku tidak mau menghiraukan suara hujan yang mengganggu ketenanganku untuk belajar tetapi saat itu dibenakku hanyalah pesan yang mama sampaikan kepadaku. Demi mama dan masa depanku aku harus tetap semangat untuk belajar dan harus membanggakan mama,papa dan adik-adikku.
Terkadang hubungan antara kakak  beradik itu asik juga ya.. apalagi jika setiap hari berantem hanya gara-gara hal sepele. Apa lagi jika adik permpuan  hemmm setiap saat selalu berantem, pagi harinya mama menyuruh adik perempuanku yang nomor dua untuk menyapu rumah dibagian belakang. Ternyata dibalik itu ada maksud lain. Tak lama kemudian mama sudah merencanakan niatnya untuk meminum obat Arivo, obat ini digunakan oleh para petani untuk membunuh hama dan rerumputan pada tanaman padi. Saat kejadian itu aku tidak mengetahui kalau mama memiliki niat yang tak diinginkan oleh siapa pun, tapi sayang mama sudah meminum obat tersebut.
Pada saat itu aku tidak tau dan orang-orang disekitar rumah kami tidak memberitahu aku, aku mengetahui kejadian itu dari ayahku melalui telepon rumah dan ayah menelpon aku pada malam harinya. “nak..ibumu di rumah sakit Ruteng dan dia masih terbaring lemah”, mendengar berita itu aku jatuh pingsan. Saat itu kakak dari mama mengangkatku ke tempat tidur sambil memijit aku agar cepat sadar, saat aku sadar orang pertama yang aku tanya adalah mama. Kakak dari mama memberitahu bahwa mama sudah sadar “ nak mamamu sudah sadar kamu jangan menangis lagi ya (sambil memeluk saya)”.
Aku tidak percaya dengan informasi yang disampaikan oleh kakak dari mama sehingga saat itu aku tetap ngotot untuk datang menjenguk mama di rumah sakit Ruteng, sayangnya semua keluarga melarang kami untuk pergi ke rumah sakit karena satu dan lain hal. Waktu itu saudara laki-laki kami masih berumur 2 tahun dan saat itu aku langsung memeluk dia sambil berkata “ sayang jangan menangis mama tidak apa-apa, dia hanya pergi mencari kayu api” saudara laki-laki kami tidak mau mengikuti apa yang saya katakan dia tetap menangis.
Esok harinya ayah menelpon kami, saat itu kabar yang kami terima pada saat itu kabar yang aku terima mengenai kondisi mama yang semakin membaik. Tuhan terima kasih untuk kebaikan-Mu pada ibuku, seperti pepata mengatakan Bunga yang sudah layu kalau disiram dengan air dia akan hidup kembali. Begitu juga dengan manusia, kalau Tuhan sudah berkehendak untuk hidup. sejak saat itu aku sudah punya semangat untuk belajar lagi karena orang tuaku sudah mulai sembuh.
Sejak saat itu banyak pekerjaan rumah yang tidak dizinkan untuk dikerjakan oleh mama, aku dan ayah melarang mama mengerjakannya karena kami tidak mau mama sakit lagi. Tapi mama tetap ngotot, malah dia memberikan nasehat kepada kami, biarpun kita masih duduk, Tuhan tetap memanggil kita. Tapi mama bukan yang itu yang aku maksud tadi, aku hanya kasihan sama maama, karena aku enga mau melihat orang yang aku sayang sakit lagi. Cukup beberapa tahun yang lalu mama kena sakit, karena aku tidak mau melihat menangis lagi.  Memang setiap hidup manusia itu ada susah, ada senang. Hidup itu ibarat mengupas bawang merah saat kita menguliti untuk mendapatkan bagian terbaiknya, terkadang kita harus mengeluarkan air mata. Tapi kadang hidup itu ibarat bola yang kita pantulkan. Bayangkan ketika kita itu melempar bola kerah dinding, jika kita melemparnya dengan keras maka sekuat itu pula hidup kita. Dapat memberi ibah bahwa kehidupan yang kita jalani saat ini ibarat kita  melempar bola pada dinding. Sebesar apa kebaikan yang kita lakukan,  sebesar itu juga kebaikan itu kembali kekita. Sebesar apa keburukan yang kita buat maka sebesar itu juga keburukan itu kembali kepada kita itiu adalah hidup manusia.
        Tuhan tak akan membiarkanku terus berkesusahan. Akan ada kemudahan dibalik setiap kesusahan. Akan ada tawa dibalik setiap air mata. Saat itu ayah dan ibu mulai merintis kembali usaha yang sempat dibangun dan usaha itupun masih berjalan samapi sekarang dan semakin sukses.  Memang hidup itu penuh dengan cobaan, setiap kita bangun untuk melawan percobaan itu, pasti Tuhan akan selalu membantu kita. Yang penting kita jangan patah semangat. Karena hidup tantangan, ibarat  janji yang harus dipenuhi.


Karya
             Kresensia I.V.Yulda

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mitos Siksanga di Golo Embo

"MITOS SIKSANGA DI GOLO EMBO"          Konon pada zaman dahulu kalah darat (roh atau makhluk halus didalam gaib) dan manusia hidup bersama karena konon mereka berasal dari satu keturunan. Dalam kehidupan bersama  darat menganggap dirinya lebih berkuasa dari pada manusia, bahkan mereka menganggap dirinya lebih berkuasa dari Tuhan,  seperti Embu Ete atau Mori Kraeng (Tuhan). Manusiapun bertanya, “Mengapa kamu sama seperti Embu, Ete?” kami mempunya kuasa seperti Embu Ete,” jawab darat itu dengan suara yang lantang dan membuat manusia takut. Suatu hari manusia disuruh oleh kepala Roh halus untuk bertemu disuatu tempat. Pertemuan tersebut bertujuan untuk agar manusia bersama dengan makhluk halus membuat sesajian kepada Tuhan. Namun manusia tidak mau menerima tawaran tersebut, tetapi manusia tetap percaya kepada Tuhan.        Silakan buat sendiri, kami tidak perlu minta persetujuan dari kalian kalau mau memberikan persembahan kepada Tu...

Resensi Novel "Beasiswa Telapak Kaki Ibu"

RESENSI NOVEL RIZKIA AMELIA SANIA (Fakultas Hukum UII-10410732) JUDUL        : Beasiswa di Bawah Telapak Kaki Ibu PENULIS     : Irfan Amalee HALAMAN : 197+243 halaman CETAKAN  : 1, Juni 2013 PENERBIT  : PT. Mizan Pustaka Allaahumma Iaa maani’a li maa a’thaita wa laa mu’thiya li maa mana’ta ( Ya Allah, tidak ada yang bisa menghalangi apa yang Engkau beri dan tidak ada yang bisa memberi apa yang Engkau cegah) orang, terutama Melanjutkan pendidikan atau hidup di luar negeri merupakan mimpi sebagian besar untuk para penuda yang haus pengalaman dan tantangan. Segala info mengenai beasiswa maupun petunjuk-petunjuk untuk survive di negeri asing seringkali memikat sekelompok orang yang menggolongkan dirinya sebagai scholarship hunter. Semua informasi mengenai hal tersebut dikemas dan dipublikasi tidak hanya melalui media cetak, bahkan media elektronik. Tak jarang hunter yang berhasil menebus persaingan ketat meraih kesempatan study abroad men...

Kata Inn

Curhatan Hati Biarkan air mata ini menglir dipipi😭😭 Setelah begitu lama tak menggelincir Izinkan aku mengadu padamu bulan⛼⛼ Sungguh menyakitkan Aku isan tak sempurna Yang atasnya aku tak memiliki apa-apa Aku ingin ceritakan semua padamu bulan⛼ namun aku tak dapat melepas rasa tidak lega mengambil diujung hati yg kian merasa sakit😢 aku hanya mengikut jalan takdirmy Tuhan😗😗😗