JUDUL BUKU : PARA PEMBUNUH TUHAN
PENGARANG : A. Setyo Wibowo, dkk
PENERBIT : PT KANISIUS
TEBAL HALAMN : 135 HALAMAN
SI NOPSIS
KITA PARA PEMBUNUH TUHAN
Tuhan sebagai “kata” untuk Hasrat akan Kebenaran Akhir
Tidak ada motif perang yang paling mengerikan selain atas nama Tuhan. Barangkali agak berlebih-lebihan kalau mangatakan bahwa Tuhan menjadi sebab
segala bencana peperangan.
Setiap orang memiliki sesuatu yang paling berharga, paling kudus yang deminya ia
Siap menjadi martir.
Kata Tuhan memang menunjuk pada Tuhan kita, ada tertinggi yang kita junjung dan kita jadikan pusat hidup.Bagi Nietzsche, Tuhan tersebut tentu saja langsung menunjuk pad aTuhan kristiani yang agamanya kritik habis-habisan.
Manusia Resah setelah Kematian Tuhan
Bagi Jean Paul-Sarte manusia adalah “ hasrat menjadi Tuhan”. Tentang Tuhan (hasrat sia-sia), eksistensialisme Sartre membuangnya tanpa banyak argumentasi. Kematian Tuhan adalah fakta yang tidak perlu dipertanyakan, tinggal dilanjutkan saja. Hilangnya Tuhan adalah kesian-siaan tidak diratapi Sartre. Manusialah yang menciptakan nilai bagi dirinya sendiri dari ruang luas kebebasan yang terbuka didepannya. Sartre toh masih mengatakan “kita tidak pernah bisa memilih kejahatan; apa yang kita pilih selalu merupakan kebaikan,dan tidak ada sesuatu yang baik bagi tanpa penerimaan semua orang lain”.
Melampaui Keresahan, Menghadapi Tantangan
Namun, kalau kita membaca betul Nietzsche, solusi mencari Tuhan lain tidak berbeda dengan pencarian pegangan baru. Artinya dengan demikian pasivitas
nihilisme tidak pernah dilampaui.
Teori Idea platonisian yang digapai lewat dialektika adalah manifestasi kehendak matian-matian untuk meraih kebenaran akhir.
Pengantar untuk Karangan Berikutnya
Karangan singkat ini tidak bisa menguraikan seluruh pemikiran Nietzsche. Demikian juga artikel-artikel lainnya dalam edisi ini. Menurut Heidegger mengajukan sikap “hidup apa adanya” untuk sebuah zaman baru yang dilandasi prinsip atau nilai baru: kehendak kuasa. Matinya Tuhan sebagai uppermost value adalah upaya penihilian seluruh nilai lama. Kebatan Heidegger adalah ketajamannya menemukan inti murni setiap pemikiran. Sebuah kritik Nietzche yang dilihat Heidegger adalah der wille zur wabrtheit (kehendak akan kebenaran) yang berkerja dalam sains. Kehendak akan kebenaran ini bersifat mematikan. Itu tampak dari hasil perkembangan sains dan teknologi.
NIETZSCHE, HEIDEGGER, DAN KRITIK ATAS METAFISIKA BARAT
Barangkali Nietzche adalah pemikir paling kontroversial yang pernah ada dalam sejarah.
Dengan demikian, bagi Heidegger, Nietzche adalah seorang filsuf besar
Dengan gagasan besar dan sistematis. Ia bahkan menyejajarkan Nietzche dengan
filsuf-filsuf raksasa barat lainnya, seperti Plato, Aristoteles, Descartes Spinoza,
Leibniz, kant, Hagel. Esensi Filsafat Barat menurut Heidegger, terletak pada karakter Platonisnya. Filsafat barat berkembang diatas fondasi filsafat Plato yang menurutnya, bersifat metafisik, dan karena metafisik maka nihilis. Esensi metafisik itu sendiri, baginya adalah nihilisme.
Anti- Platonisme
Frase kehendak untuk berkuasa, menurut Heidegger, merupakan judul utama proyek filsafat Nietzsche yang telah direncanakan dan dibersiapkan selama bertahun-tahun
tapi tak pernah ditulis.
PENGARANG : A. Setyo Wibowo, dkk
PENERBIT : PT KANISIUS
TEBAL HALAMN : 135 HALAMAN
SI NOPSIS
KITA PARA PEMBUNUH TUHAN
Tuhan sebagai “kata” untuk Hasrat akan Kebenaran Akhir
Tidak ada motif perang yang paling mengerikan selain atas nama Tuhan. Barangkali agak berlebih-lebihan kalau mangatakan bahwa Tuhan menjadi sebab
segala bencana peperangan.
Setiap orang memiliki sesuatu yang paling berharga, paling kudus yang deminya ia
Siap menjadi martir.
Kata Tuhan memang menunjuk pada Tuhan kita, ada tertinggi yang kita junjung dan kita jadikan pusat hidup.Bagi Nietzsche, Tuhan tersebut tentu saja langsung menunjuk pad aTuhan kristiani yang agamanya kritik habis-habisan.
Manusia Resah setelah Kematian Tuhan
Bagi Jean Paul-Sarte manusia adalah “ hasrat menjadi Tuhan”. Tentang Tuhan (hasrat sia-sia), eksistensialisme Sartre membuangnya tanpa banyak argumentasi. Kematian Tuhan adalah fakta yang tidak perlu dipertanyakan, tinggal dilanjutkan saja. Hilangnya Tuhan adalah kesian-siaan tidak diratapi Sartre. Manusialah yang menciptakan nilai bagi dirinya sendiri dari ruang luas kebebasan yang terbuka didepannya. Sartre toh masih mengatakan “kita tidak pernah bisa memilih kejahatan; apa yang kita pilih selalu merupakan kebaikan,dan tidak ada sesuatu yang baik bagi tanpa penerimaan semua orang lain”.
Melampaui Keresahan, Menghadapi Tantangan
Namun, kalau kita membaca betul Nietzsche, solusi mencari Tuhan lain tidak berbeda dengan pencarian pegangan baru. Artinya dengan demikian pasivitas
nihilisme tidak pernah dilampaui.
Teori Idea platonisian yang digapai lewat dialektika adalah manifestasi kehendak matian-matian untuk meraih kebenaran akhir.
Pengantar untuk Karangan Berikutnya
Karangan singkat ini tidak bisa menguraikan seluruh pemikiran Nietzsche. Demikian juga artikel-artikel lainnya dalam edisi ini. Menurut Heidegger mengajukan sikap “hidup apa adanya” untuk sebuah zaman baru yang dilandasi prinsip atau nilai baru: kehendak kuasa. Matinya Tuhan sebagai uppermost value adalah upaya penihilian seluruh nilai lama. Kebatan Heidegger adalah ketajamannya menemukan inti murni setiap pemikiran. Sebuah kritik Nietzche yang dilihat Heidegger adalah der wille zur wabrtheit (kehendak akan kebenaran) yang berkerja dalam sains. Kehendak akan kebenaran ini bersifat mematikan. Itu tampak dari hasil perkembangan sains dan teknologi.
NIETZSCHE, HEIDEGGER, DAN KRITIK ATAS METAFISIKA BARAT
Barangkali Nietzche adalah pemikir paling kontroversial yang pernah ada dalam sejarah.
Dengan demikian, bagi Heidegger, Nietzche adalah seorang filsuf besar
Dengan gagasan besar dan sistematis. Ia bahkan menyejajarkan Nietzche dengan
filsuf-filsuf raksasa barat lainnya, seperti Plato, Aristoteles, Descartes Spinoza,
Leibniz, kant, Hagel. Esensi Filsafat Barat menurut Heidegger, terletak pada karakter Platonisnya. Filsafat barat berkembang diatas fondasi filsafat Plato yang menurutnya, bersifat metafisik, dan karena metafisik maka nihilis. Esensi metafisik itu sendiri, baginya adalah nihilisme.
Anti- Platonisme
Frase kehendak untuk berkuasa, menurut Heidegger, merupakan judul utama proyek filsafat Nietzsche yang telah direncanakan dan dibersiapkan selama bertahun-tahun
tapi tak pernah ditulis.
Komentar
Posting Komentar